Keikutsertaan Taman Safari Indonesia II dalam
pameran Lingkungan Hidup yang diselenggarakan BLH (Badan Lingkungan Hidup) Jawa
Timur pada 28-30 Juli 2015 menarik perhatian sebagian besar pengunjung dan
Pakde Karwo. Pasalnya, pameran yang dihelat di Candra Wilwatikta Tretes
Pasuruan ini, Sapi unggul ‘Jaliteng’ yang sedang dikembangkan TSI 2 juga
diikutsertakan dalam pameran.
“Kami sangat mengapresiasi kerjasama dengan
Taman Safari Prigen untuk program ini. Harapan saya tentu saja, Jaliteng akan
menjadi indukan unggul untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging,” kata Gubernur
Jawa Timur Sukarwo saat berkunjung ke Acara puncak Hari Lingkungan Hidup Jawa
Timur pada 30 Juli.
Pakde Karwo saat mengunjungi Stand TSI 2 Prigen di peringatan Hari Lingkungan Hidup 2015 |
Menurut Pakde Karwo – begitu sapaan akrab
Gubernur Sukarwo, pemerintah provinsi Jawa Timur akan mengupayakan hak paten
untuk Jaliteng sebagai indukan baru bagi pemenuhan sapi pedaging untuk konsumsi
secara nasional bahkan internasional.
Sejak 2011, Taman Safari Indonesia II memang
sedang mengembangkan penelitian tentang sapi unggul. Hasil persilangan alami
antara Sapi Bali dan Banteng Jawa ini diharapkan akan menemukan jenis sapi
unggul (sapi pedaging). “Taman Safari Indonesia II sangat konsen dengan
penelitian ini untuk membantu pemerintah menemukan bibit sapi pedaging yang
unggul dan layak konsumsi,” ungkap kurator Taman Safari Indonesia II, Drh. Ivan
Chandra.
Saat ini, Taman Safari Indonesia II
setidaknya telah memiliki 18 ekor hasil silangan alami. Semua sapi ini secara
intensif juga mendapatkan pengawasan para peneliti Taman Safari Indonesia II.
Bahkan, beberapa sample sperma
pejantan telah dikirim ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) di Malang untuk
diteliti ulang. Seluruh program penelitian tersebut nantinya akan menjadi
rujukan BBIB untuk mengembangkan sapi unggul secara nasional sebagai sapi
pedaging.
Uniknya lagi, seluruh limbah kotoran yang
dihasilkan Jaliteng berhasil diolah kembali oleh Taman Safari Indonesia II
menjadi biogas dan pupuk. Seluruh prosesnya bahkan bisa dilihat secara langsung
oleh pengunjung Pameran Lingkungan Hidup di stand pameran Taman Safari
Indonesia II.
Tak hanya Jaliteng yang mengundang perhatian,
dalam sesi edukasi, peserta ‘kemah hijau’ yang secara khusus hadir di stand
Taman Safari Indonesia II juga begitu antusias belajar tentang insektarium.
Para pengunjung juga bisa melihat secara langsung bagaimana konsep konservasi
satwa yang sedang dikembangkan Taman Safari Indonesia II.
Di momen ini, Taman Safari Indonesia II juga
mengkampanyekan hari Harimau sedunia yang jatuh pada tanggal 29 Juli. Sekedar
informasi, Taman Safari Indonesia II telah ditunjuk secara resmi sebagai salah
satu pusat lembaga konservasi harimau Sumatera di Indonesia. Saat ini, Taman
Safari Indonesia II secara aktif memantau perkembangan harimau Sumatera mulai
usia 2 bulan hingga 20 tahun. Pengunjung dapat melihat secara langsung Semua
harimau Sumatera itu di Taman Safari Indonesia II Prigen. (*)
No comments:
Post a Comment